Alhamdulillah Menikah, Menjaga Diri, Menjalankan Sunnah
- Purnama Anaking
- Life
- November 19, 2019
Di sini saya mau cerita santai saja. Senyum.
Menikah, alhamdulillahi ‘ala ni’mati hadza. Segala puji bagi Alloh ‘azza wa jalla atas nikmat ini. Alhamdulillah saya menikah pada Februari 2017 lalu. Bersyukur kepada Alloh subhanahu wa ta’ala atas segala proses perjalanan hidup sampai akhirnya dipertemukan dengan seorang muslimah di dalam ikatan pernikahan.
Sudah fitrahnya, akan ada masanya seorang lelaki atau perempuan akan galau tentang pernikahan, tetapi menampakkan kegalauan akan hal tersebut, itu adalah pilihan.
Alhamdulillah saya -sepertinya- tidak terlalu menampakkan akan hal tersebut. Senyum.
Menikah, niat itu dan jalan ke arah tersebut semakin kuat pada pertengahan-menjelang akhir tahun 2016. Bismillah, ketika itu saya luruskan lagi niat sembari belajar terus, tentang tuntunan nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bagaimana mencari pendamping hidup dan menjalani kehidupan pernikahan.
Baik, saatnya mencari calon istri. Hmm, cari kemana?
Tidak ada pikiran lain saat itu, kecuali meminta bantuan teman-teman yang baik, orang-orang baik dan salah satu nya adalah meminta bantuan kepada ustadz kami -hafizhohulloh-. Beliau adalah ustadz yang kami belajar bahasa arab kepadanya. Ustadz sudah cukup sering guyon dan menyindir saya tentang pernikahan, dan alhamdulillah akhirnya saya meminta bantuan beliau untuk mencarikan calon istri untuk saya. Singkat cerita, saya sampaikan bahwa saya ingin menikah dan meminta bantuan kepada beliau untuk mencarikan calon istri.
Setelah itu apa ? Sabar.
Setelah itu Sabar. Menunggu kabar dari ustadz dan terus memperbaiki diri dan berdoa kepada Alloh ‘azza wa jalla. Akhirnya, Oktober 2016 saya di WA oleh ustadz dan diberitahu kalau ada seorang muslimah yang in syaa Alloh juga siap menikah dan mencari calon suami. Bismillah, pendek cerita hal ini saya follow up terus dan alhamdulillah pada tahapan awal sama-sama cocok. Melalui mediasi ustadz, kami ta’aruf, dan alhamdulillah lancar. Saya cocok, muslimah tersebut pun cocok. Waktunya tidak terlalu lama, seingat saya kira-kira sekitar 2 minggu-an. Alhamdulillah.
Tiba Waktunya Nazhor (Melihat calon istri sebelum menikah)
Ting! pagi itu tiba-tiba bunyi pesan WA masuk, ternyata dari ustadz. Beliau menanyakan kapan saya bisa nazhor. Muslimah ini siap untuk di-nazhor. Itu terjadi kira-kira pada awal Desember 2016. Saya pun menyambut hal tersebut dan sore ba’da ashar nya saya datang ke rumah ustadz untuk berangkat sama-sama ke rumah sang muslimah untuk nazhor.
Deg-degan gak? Lumayan. Senyum
Singkat cerita ana dan ustadz berangkat ke rumah sang muslimah. Di sana kami bertemu dengan Ibu, saudari dan saudara sang muslimah. Saya perkenalkan diri dan mencoba untuk mengobrol satu sama lain. Oh ya, di sana juga sudah ada sang muslimah yang bersangkutan. Yang agak bikin kaget, tiba-tiba ustadz pinjem kunci motor saya dan izin mau keluar sebentar. Mencoba untuk tetap tenang (padahal udah grogi banget) dan saya baru ngeh mengenai apa yang dilakukan ustadz. Jadi kebutuhan untuk nazhor kan kebutuhan saya sebagai pihak yang mau menikah, bukan kebutuhan beliau. Jadi beliau tidak mau melihat yang memang tidak butuh beliau lihat. Baarokallohu fiih.
Akhirnya tinggal saya sendirian (tidak dengan ustadz). Agak krik-krik beberapa saat, tapi alhamdulillah akhirnya sudah terlaksana, yaitu saya nazhor (melihat) sang muslimah tersebut dan kami saling bertanya beberapa hal untuk menguatkan keputusan kami masing-masing setelah itu. Setengah jam sebelum waktu maghrib tiba, kami pamit untuk pulang. Lega.
Selanjutnya Bagaimana Ustadz ?
Di perjalanan pulang, saya bertanya kepada ustadz. “Bagaimana selanjutnya ustadz ?”. Beliau menjawab, “Ya nanti in syaa Alloh ana akan tanyakan ke pihak muslimahnya, apakah cocok dan mau lanjut. Kalau purnama gimana?” Maka saya jawab,
In syaa Alloh cocok dan bersedia lanjut ustadz.
Ternyata ustadz tidak menunggu lama. Malamnya langsung ditanyakan ke pihak sang muslimah dan di-forward ke saya mengenai keputusan muslimah tersebut via WA. Dan alhamdulillah kami berdua sama-sama berkeputusan untuk lanjut ke pernikahan.
Tiba Saatnya Khitbah
Bismillah, kami putuskan untuk menikah, menyempurnakan agama, menjalankan sunnah nabi dan dalam rangka ibadah. Tiba saatnya khitbah dan saya perlu untuk menyampaikan kabar tentang semua yang saya ceritakan di atas kepada orang tua. Iya, dari proses ta’aruf sampai nazhor, tidak saya ceritakan ke orangtua (tapi kayaknya ibu uda tahu, mungkin melihat “gerak-gerik” saya ya, naluri ibu kuat banget. he3).
Orangtua tidak saya beritahu, tapi secara umum ibu tahu kalau saya sudah mau menikah dan mencari istri. Kalau bapak, belum tahu. Singkat cerita, saya sampaikan ke orangtua begini dan begitu, dan Alhamdulillah respon mereka berdua positif dan senang, anaknya menikah.
Khitbah dilakukan pertengahan Desember 2016. Saya bersama orangtua datang ke kediaman sang muslimah untuk melamar. Acaranya alhamdulillah lancar. Dan pihak keluarga sang muslimah menerima lamaran tersebut. Alhamdulillah, Lega.
Persiapan Administrasi Nikah dan Walimatul ‘Ursy
Setelah Khitbah, kedua keluarga saling berkomunikasi untuk menentukan tanggal pernikahan. Sembari mengurus administrasi nikah ke KUA serta persiapan acara akad nikah dan walimatul ‘ursy. Diputuskan Acara tersebut dilaksanakan Februari 2017. Ada waktu sekitar 2 bulan untuk mengurus semuanya. Alhamdulillah cukup lancar. Oh iya, dalam waktu 2 bulan itu juga saya gunakan untuk mencari tempat tinggal sendiri. Alhamdulillah Alloh mudahkan dapat tempat tinggal dekat masjid dan tempat kajian islam.
Menikah
Februari 2017 kami menikah. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush sholihat.
Semoga pernikahan kami membawa keberkahan di dunia dan di akhirat. Semoga Alloh karuniakan anak-anak yang sholih dan sholihah. Semoga kita bisa sama-sama berjalan di atas sunnah.
- Saya, Purnama Anaking
- Istri saya..
Mengucap syukur kepada Alloh ‘azza wa jalla, dan berterima kasih kepada,
- Kedua orangtua saya -hafizhohumalloh-
- Kedua mertua saya -rohimahumalloh-
- Ustadz Ahmad Zaki Husni -hafizhohulloh-
- WO Syar’i Azyan Wedding
- Dan Semua pihak dan teman-teman yang membantu kami dalam doa.
Jazaahumullohu khoiron..